atau lebih dikenal dengan panggilan Igoey memulai Blogging sejak tahun 2009 hingga sekarang. Saat ini dia focus sebagai profesional Blogger dan menjadi penulis dibeberapa blog miliknya. read more ยป

Khalifah Umar Bin Abdul Aziz Pemimpin Yang Berani

Inilah salah satu kisah pemimpin yang patut di contoh dan ditanamkan dalam diri kita masing-masing, di jamannya sesudah Rasulullah wafat. seorang pemimpin yang berani dan hanya takut kepada Allah SWT. Pemimpin yang bijaksana, pemimpin yang adil yang mau mempin negerinya karena Allah.

Kisah ini saya ambil dari sebuah buku yang berjudul 44 Teladan Kepemimpinan Muhammad. yang dikarang oleh seorang penulis Herry Mohammad. dan saya hanya merkomendasikan ulang atas apa yang telah ditulis beliau, semoga bermanfaat dan menajadi panutan dalam hidup kita.

Ini Kisahnya :

ketaatan yang tinggi kepada Allah bisa kita lihat juga pada diri Khalifah Umar Bin Abdul Aziz, cucu Umar Bin Khaththab. Ia dikenal sangat berani, adil, dan wara'. Sangat takut kepada Allah, dan selalu mengulang-ulang ayat, "Dan sebagian besar dari mereka tidak ber-iman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sesembahan-sesembahan lain)." (Yusuf:106), ayat inilah yang telah membakar dirinya agar tidak menyekutukan-nya, dan karena itu pula ia tidak takut kepada siapa pun kecuali Kepada-Nya.

Dengan modal takut Kepada Allah itu pula Umar Bin Abdul Aziz mampu berbuat adil dalam memimpin negeri. Keadilan Umar tidak hanya dikenal di kalangan umat manusia, tapi hewan-hewan pun kabarnya juga ikut merasakannya. Dikisahkan, di zaman Umra bin Abdul Aziz jadi Khalifah, serigala bisa berdiri di dekat kambing, dan kambing tidak diterkamnya. Ketika suatu waktu serigala mulai menerkami kambing-kambing, orang pun mulai maklum, bahwa Umar bin Abdul Aziz telah tiada.

Dalam hal wara, zuhud, dan belas kasihan, Umar bin Abdul Aziz r.a tidak berbeda dengan keempat Khulafaur Rasyidin sebelumnya. Kepribadiannya terlukis dalam sebuah kisah yang dituturkan oleh istrinya, Fathimah binti Abdul Aziz, "Suatu hari, ketika aku masuk ke ruangannya, terlihat ia sedang duduk di sajadah dengan tangan menompang pipinya yang tengah dibasuh dengan deraian air mata. Ku-tanyakan kepadanya, apa yang terjadi denganmu, mengapa engkau menangis ?''

"Ia menjawab, 'Oh, Fathimah ! Kepadaku telah dipercayakan amanah untuk segala urusan umat ini. Sebab itu pikiranku tidak lepas dari mereka yang fakir lagi kelaparan, meraka yang sakit lagi terlantar, mereka yang tidak berbaju lagi kecapekan, anak-anak yatim yang penuh dengan lara, mereka yang teraniaya lagi terjajah, mereka yang telah lanjut usia, janda-janda yang sendirian, mereka yang banyak anak dengan rezeki yang sedikit, di seluruh pelosok negeri dan bumi. Aku yakin, di hari Kiamat kelak nanti, Tuhanku akan mempersalahkan aku mengenai mereka semua. Aku yakin, lawanku yang akan membela mereka adalah Nabi Muhammad saw. karena itu, aku sangat cemas kalau nanti aku tidak mampu mempertanggungjawabkannya. Dan karena itu aku menangis"

No comments: